Optimisme “Motivator Utama”

Optimisme seperti harapan, berarti memiliki pengharapan yang kuat bahwa secara umum segala sesuatu dalam kehidupan akan beres, walaupun ditimpa kemunduran dan frustasi.Optimisme merupakan sikap yang menyangga orang agar jangan sampai terjatuh dalam kemasa-bodohan, keputus-asaan atau depresi bila dihadang kesulitan.
Optimisme yang realistis akan mendatangkan keuntungan dalam kehidupan, tetapi optimisme yang terlampau naif dapat mendatangkan malapetaka.
Orang yang optimis menganggap kegagalan disebabkan oleh sesuatu hal yang dapat di ubah sehingga mereka dapat berhasil pada masa-masa mendatang. Sebaliknya orang yang pesimis menerima kegagalan sebagai kesalahannya sendiri, menganggapnya berasal dari pembawaan yang telah mendarah daging yang tidak dapat mereka ubah.
Jika dihadapkan pada kekecewaan missal lamaran kerja ditolak maka:
 orang optimis cenderung menyikapinya dengan respons yang aktif dan tidak putus harapan , merencanakan suatu tindakan, atau berusaha mencari pertolongan dan nasihat, mereka melihat kegagalan sebagai suatu yang dapat diperbaiki.
 orang pesimis menyikapi kegagalan dengan menganggap bahwa tak ada yang dapat dilakukan untuk membuat segalanya lebih baik di masa-masa mendatang dan dengan begitu mereka tidak melakukan apa-apa untuk memecahkan masalah itu. Mereka memandang kegagalan tersebut disebabkan oleh sesuatu hal yang merupakan cacat pribadi yang akan selalu menimpa kehidupan mereka.
Opitmisme merupakan sikap cerdas secara emosional dan pendayagunaan diri merupakan keyakinan bahwa orang mempunyai penguasaan akan peristiwa-peristiwa dalam hidupnya dan dapat menghadapi tantangan ketika tantangan itu muncul. Keyakinan seseorang akan kemampuannya berpengaruh besar terhadap kemampuan itu. Kemampuan bukanlah sesuatu yang telah terpatok mati.
Orang dengan kepekaan pendayagunaan diri akan bangkit kembali dari kegagalan , melakukan peningkatan pada semua hal dengan kerangka pikir bagaimana menangkap hal-hal tersebut, bukannya merisaukan apa yang mungkin tidak beres.

Harapan dan Pengaruhnya

Harapan lebih bermanfaat dari pada memberikan sedikit hiburan di tengah kesengsaraan, memberikan suatu keunggulan dalam bidang-bidang yang begitu beragam, seperti prestasi belajar dan keberhasilan memikul tugas yang berat.
Harapan dalam artian teknis adalah lebih dari pada pandangan yang optimis bahwa segala sesuatunya akan menjadi beres. Jika kita mempunyai harapan yang tinggi maka kita akan:
 mampu memotivasi diri,
 merasa cukup banyak akal untuk menemukan cara meraih tujuan
 tetap memiliki kepercayaan yang tinggi bahwa segala sesuatunya akan beres ketika sedang menghadapi tahap sulit
 cukup luwes untuk menemukan cara alternative agar sasaran tetap tercapai atau untuk mengubah jika sasaran semula mustahil di jangkau
 mempunyai keberanian untuk memecah-mecah tugas amat berat menjadi tugas-tugas kecil yang mudah ditangani
Mempunyai harapan berarti seseorang tidak akan terjebak dalam kecemasan, bersikap pasrah, atau depresi dalam menghadapi sulitnya tantangan.
Harapan itu berarti Yakin bahwa anda mempunyai kemauan maupun cara untuk mencapai sasaran anda, apapun itu.

Perasaan yang Membebani Diri

Perasaan yang Membebani Diri
(Amarah, Kekhawatiran dan kecemasan, Kesedihan)

Setiap orang pasti sering merasa kesal, kecewa, sedih, dan marah karena berbagai sebab. Perasaan-perasaan seperti itu lah yang akhirnya membuat hati terluka dan hanya akan membebani diri sendiri jika tidak secepatnya di atasi.
Amarah
Menurut Benjamin Franklin, Amarah itu tak pernah tanpa alasan, tetapi jarang yang alasannya benar. Semakin lama kita berpikir tentang apa yang membuat kita marah, maka akan bannyak alasan “Bagus” & pembenaran diri untuk menjadi marah.
Melampiaskan amarah merupakan salah satu cara terburuk untuk meredakannya. Ledakan amarah justru memompa perangsangan otak emosional sehingga orang akan lebih marah, bukannya berkurang.
Berpikir dalam kerangka baru yang lebih positif akan suatu situasi merupakan salah satu cara yang paling ampuh untuk meredakan amarah.
Kekhawatiran dan kecemasan
Kekhawatiran merupakan latihan terhadap apa-apa yang mugkin tidak beres dan bagaimana mengatasinya. Peran khawatir adalah mencari pemecahan positif akan resiko dalam kehidupan dengan mengantisipasi bahaya sebelum bahaya itu muncul.
Namun, jika perasaan khawatir dan cemas itu berubah menjadi berlebihan maka hal tersebut akan berdampak buruk bagi diri sendiri. Fobia, terobsesi, dan kompulsif (mudah panik) adalah bentuk kekhawatiran kronis yang sulit di atasi tanpa bantuan ahlinya. Sedangkan rasa khawatir yang berlebihan adalah salah satu penyebab insomnia.
Berpikir yang logis bahwa yang dikhawatirkan itu irasional adalah cara tepat untuk meredam rasa khawatir dan cemas.
Kesedihan
Kesedihan sering menerpa hati saat sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi. Rasa sakit yang mendalam dan hati terlukai membuat dunia serasa gelap dan menghimpit jiwa. Tak terelakkan air mata akan mewarnai hari-hari.
Menangis merupakan cara alamiah untuk menurunkan kadar senyawa kimia otak yang memicu kesedihan. Tapi, selain melenyapkan kesedihan menangis juga membuat orang terobsesi akan alasan kesedihannya. Tangisan yang mengiringi lamunan akan menciptakan kemeranaan yang berkepanjangan.
Sebenarnya kesedihan juga bermanfaat untuk introspeksi diri. Tetapi kesedihan yang berlebihan akan menimbulkan depresi. Mengatasi depresi bukanlah dengan “menyendiri” tetapi lawanlah dengan “bersosialisasi.” Larut dalam kesedihan malah akan memperberat depresi.
Agar tidak terbelenggu dalam kesedihan lawanlah pikiran-pikiran negatif yang hinggap di otak. Alihkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan. Meningkatkan citra diri juga akan meringankan hati. Misalnya melakukan hal-hal yang berguna yang membuat hati puas dan merasa senang. Intinya adalah lebih menghargai dan mencintai diri sendiri.
Jangan lupakan bahwa di setiap peristiwa pasti ada hikmah yang bisa dipetik. Berdoalah dan dekatkan diri pada Tuhan. Karena Tuhan selalu ada untuk hamba-hambaNya. Selain itu, lakukan hal positif seperti membantu sesama. Itu akan membuat mata hati lebih terbuka.

Pengaruh Suasana Hati
Orang yang pintar mengatur emosi dapat memanfaatkan kecemasan antisipasi untuk memotivasi diri guna mempersiapkan diri baik-baik sehingga dapat melakukannya dengan sempurna.
Suasana hati yang bahagia dapat memperkuat kemampuan untuk berpikir fleksibel dan lebih kompleks sehingga memudahkan menemukan pemecahan masalah.
Salah satu cara menolong seseorang agar tetap mampu berpikir jernih adalah melontarkan lelucon yang menghibur pada mereka. Tertawa lepas akan membantu orang tetap berpikir jernih.